BERITA DUKA: KEMATIAN OAP TINGGI? MINGGU KEDUA SETELAH 80 ORANG MEE MENINGGAL MINGGU LALU. KINI 54 ORANG MEE BERUSIA MUDA DILAPORKAN MENINGGAL DUNIA DALAM SEMINGGU. 11/05/2024
Oleh: Emil E Wakei
"KESEJAHTERAAN YANG DITAWARKAN OTSUS HANYALAH KHAYALAN PALSU"
Kesejahteraan rakyat selalu menjadi alasan berbagai pihak untuk mengeksploitasi sumber daya alam yang ada, dengan alasan untuk mensejahterakan rakyat dan kehidupan, ternyata sebaliknya, yang sejahtera dan Berumur Panjang adalah para penguasa, sedangkan rakyatnya tidaklah demikian. Yang dirasakan Rakyat Papua adalah menderita dan mati dimana- mana dalam jumlah yang sangat tinggi!
Penggusuran hutan dan penguasaan lahan oleh pemerintah untuk pembangunan, untuk investasi demi kesejahteraan rakyat, ternyata, rakyat tidak juga kunjung sejahtera, banyak rakyat yang tergusur, terpinggirkan, terlupakan di atas haknya sendiri dan mati dimana- mana di Papua.
Atas nama kesejahteraan rakyat, Undang- undang Otsus dan Program DOB di laksanakan, namun hingga saat ini rakyat yang ada di wilayah DOB tersbut belum juga sejahtera, bahkan tidak perna berujung merasakan kesejahteraan sebagaimana yang telah di janjikan politisi lokal Papua bersama Penguasa Jakarta.
Apa itu kesejahteraan dalam Otsus yang di janjikan? Ternyata hanya kata pemanis yang di ucapkan namun kosong isinya, rakyat hanya menjadi penonton dan menonton mereka yang sejahtera dan bahagia, yaitu para pejabat dan penguasa.
Tanah di rampas dan rakyatnya di gusur atas nama pembangunan yang mensejahterakan, hutan di babat habis untuk investasi, tanah di gali, gunung di bongkar semuanya demi kesejahteraan, ternyata hanyalah fatamorgana semata
Sudah sering terjadi rakyat terus menjadi korban dan terus di korbankan. Kematian menjadi menjadi Nomor satu terbanyak di Papua. Pemilik hak kehilangan haknya, fakta hari ini rakyat sudah tidak di hargai lagi layaknya manusia yang pantas di hargai dan di hormati, semua haknya di sapu bersih oleh penguasa yang rakus akan kesejahteraan
Setiap hari rakyat di pusingkan dengan kemahalan harga pangan, setiap saat rakyat di repotkan dengan kelangkaan BBM, kemahalan pupuk, serta kebutuhan lainya yang membuat rakyat tak mampu untuk bertahan untuk hidup di Papua.
Ironisnya lagi rakyat disuruh harus membayar pajak, sementara di kantor pajak terjadi korupsi yang terus menerus, uang setoran pajak dari rakyat di korupsi habis oleh pejabat dan penguasa, tanpa ada rasa bersalah atau rasa malu
Kemiskinan, kebodohan, kemelaratan, hanya bisa di rasakan oleh rakyat biasa yang rutin membayar pajak, sementara penguasa dan pejabat lebih sejahtera, lebih bahagia, lebih bebas dan leluasa melakukan apa saja yang mereka hendaki
Negara ini menjanjikan kesejahteraan untuk rakyat, ternyata yang sejahtera adalah pejabat dan penguasa, rakyat hanyalah objek pembangunan, dan yang mendapat untung dari pembangunan itu, hanyalah mereka yang memiliki kekuasaan
Kemiskinan makin bertambah, pengangguran makin meningkat jumlahnya, rakyat makin menderita dan mengalami kesulitan untuk hidup. Makan saja sudah sulit, bagaimana dengan tempat tinggal yang layak, pendidikan, kesehatan dan yang lainya
Pejabat dan penguasa melihat kemiskinan, kebodohan, kemelaratan, yang di derita oleh rakyatnya, adalah hal yang sudah biasa, adalah hal yang lumrah, tanpa ada rasa bersalah, dan mau merubahnya, sungguh keterlaluan perilaku seperti ini
Indonesia dan Khusus Papua hari ini jauh dari yang namanya sejahtera, masi banyak orang Papua yang hidup dibawa garis kemiskinan, masi banyak yang sulit menjalani kehidupan, sementara SDA nya begitu melimpa ruah dan banyak jumlahnya
Emas, minyak, gas, ikan, perkebunan yang di hasilkan dari tanah Papua tidak mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat Papua. Hasil itu hanya mensejahterakan pejabat dan penguasa di Negeri ini, yang kaya makin kaya raya, yang miskin terus miskin dan melarat serta kematian menjadi Nomor satu terbanyak di Papua.
Sebuah sistim yang tercipta sudah tersistim bahwa kesejahteraan untuk rakyat hanyalah omongkosong belaka,itulah yang masi berlangsung hingga kini, dan tidak tau kapan berakhirnya pikiran ini.
Kerakusan, ambisi, haus akan harta, jabatan, masi merasuki pikiran para penguasa dan pejabat, akhirnya yang menjadi korban adalah rakyat yang terus menjadi miskin, dan melarat, hingga tak kunjung mendapatkan kesejahteraan. Sayang Rakyat!
Sumber berita dari grup WA kabar Papua
Posting Komentar